Minggu, 13 Oktober 2013

Skripsi Keperawatan Prevalensi Buta Warna Pada Siswa/Siswi SMU di Kecamatan Medan Helvetia

Download Kumpulan Proposal dan Skripsi Keperawatan Lengkap – Prevalensi Buta Warna Pada Siswa/Siswi SMU di Kecamatan Medan Helvetia. Buta warna adalah penglihatan warna-warna yang tidak sempurna. Biasanya seorang buta warna akan merasa penglihatannya telah betul. Adalah sangat tepat bila seseorang dengan buta warna disebut sebagai cacat atau lemah warna, karena seseorang dengan buta warna masih dapat mengenal warna. Cacat penglihatan yang paling dikenal adalah buta warna bawaan (kongenital).

Cacat penglihatan warna dapat juga didapatkan, yang kadang-kadang merupakan gejala dini kerusakan mata.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi buta warna pada siswa-siswi SMA di Kecamatan Medan Helvetia. Desain penelitian adalah Deskriptif Cross Sectional. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Sampel sebanyak 330 oranganak terdiri dari 131 orang anak berjenis kelamin laki-laki dan 199 orang anak berjenis kelamin perempuan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2009.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Ishihara test yang berjumlah 14 plate. Kemudian data yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik komputerisasi dan dideskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukan dari 330 subjek penelitian terdapat 129 (39,09%) orang anak yang mengalami defek penglihatan warna. Dari 129 orang anak yang mengalami defek penglihatan warna diantaranya didapatkan Deuteranopia sebanyak 74 orang anak (57,36%).

Protanopia sebanyak 33 orang anak (25,58%), Red-green deficiency sebanyak 21 orang anak (16,28%). Dan buta warna total sebanyak 1 orang anak (0,78%). Berdasarkan Jenis Kelamin dari 129 anak dengan defek penglihatan warna didapatkan 53 anak laki-laki (40,1%), dan perempuan 76 anak (37,5%). Kesimpulan dari 330 subjek penelitian terdapat 129 (39,09%) orang anak yang mengalami defek penglihatan warna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar